Kisah Ku
Berjalan menghampiri sebuah rumah makan mewah. Sambil
berkata “inilah hasil kerja kerasku selama ini (tersenyum)”. Mengingat kembali
masa lalu. . .
Tanggal 29 january 1998, disaat umurku baru menginjak 4 tahun, aku sudah
mengalami saat – saat tersulit dalam hidupku. Ayahku pergi meninggalkanku untuk selamanya karena
penyakit serangan jantung yang di deritanya 2 tahun belakangan ini. Sedangkan
ibuku, hanya bekerja sebagai buruh cuci rumah tangga yang berpenghasilan tidak
menentu. Suatu hari tanggal 11 Desember 2011, ketika aku akan berangkat
sekolah, aku mau pamit untuk pergi bersekolah...
Ibu : (di atas
tempat tidur sambil merapikan baju)uhuk. . . uhuk. . . uhuk. . .
Menghampiri ibu. . .
Rahman : Bu,...
Ibu : Ya
Rahman...(uhuk uhuk).
Rahman :Rahman mau
berangkat sekolah bu (sambil memasang sepatu).
Ibu : Ya kamu
hati-hati ya...(uhuk uhuk uhuk).
Rahman:Ibu
sakit??????
Ibu:Tidak,Rahman
......(uhuk uhuk uhuk).
Rahman:Itu ibu
batuk terus(khawatir).
Ibu:Tidak apa-apa
kok nak ini hanya batuk biasa ntar juga sembuh sendiri...(uhuk uhuk uhuk).
Rahman: tuu
kan bu....ibu batuk lagi.
sudahlah rahman
tidak sekolah.lebih baik rahman nemenin ibu disini..
Ibu: ngawurrr kamu
nak cepat sana sekolah....,...
Rahman:tapi
buuuu.....
Ibu: tapi apa
lagi.... sudah-sudah kamu berangkat sana ntar telat...
Rahman:tapi
buuuuu....rahman khawatir.....
Ibu: Rahman ingat
pesan bapak ,mu ”belajarlah kamu dengan tekun dan sukseslah kamu nak”itu kata
terakhirnya nak....
Rahman: bu....ya
rahman ngerti...yaudah bu rahman berangkat(mencium tangan ibu)..ibu jaga
kesehatan ya... Assala mualaikum(sambil berjalan keluar pintu,tapi ia menoleh
ke ibu seakan ia tak mau pergi)
Ibu:Waalaikum
salam kamu hati-hati nak..
Berangkat sekolah. Sampai di sekolah tiba-tiba alpin memanggilku dari belakang.
Alpin : Rahman!
Rahman : (menoleh)
Alpin : Man, kamu
udah jadi pr fisika? Pinjem dong? (sambil memberikan senyum
termanisnya).
Rahman : Pin,
kalau kamu seperti ini terus, kapan kamu bisa mengerjakan pr_mu sendiri?
Alpin : Ya, Man.
Sekali ini saja?
Rahman : Baiklah.
Kali ini aku pinjamkan PR fisikaku. Tapi jika kamu mengulanginya lagi. Aku
tidak akan meminjamkannya.
Alpin : Thanks.
Rahman. Lain kali, aku janji tidak akan mencontek lagi.! Ya sudah aku pergi
dulu ya ke kelas buat mengerjakan pr ini.
Rahman:ya udah...
Setelah Alpin pergi tiba – tiba, Dede datang dengan terengah – engah.
Dede : Man,
ternyata kamu disini. Dari tadi aku mencarimu. Kamu disuruh Wali Kelas(WK) ke
ruangannya.
Rahman : ada apa?
Kenapa pagi – pagi begini, beliau memanggilku?
Dede : aku tidak
tahu Man. Beliau hanya menitipkan salamnya padamu. Selebihnya aku
tidak tahu .
Rahman:oke deh
sekarang aku kesana..
Berjalan menuju ruangan Wali Kelas.
Rahman :
Assalamu’alaikum bu guru?
WK : Wa’alaikumussalam.
Rahman. Silahkan duduk Rahman.
Rahman :
(tersenyum) terima kasih, bu guru. Kalau boleh saya tahu, ada apa ibu
memanggil sanya ke sini?
WK : Rahman. Ibu
minta maaf sebelumnya. Tapi ibu harus
mengatakan ini padamu.
Man, kata bu Suyatmi kamu belum bayar iuran sekolah. Apa itu benar?
WK : iya, bu. Saya
belum punya uang (sambil menunduk)
WK : oya, ini ada
surat titipan bu Suyatmi. (menyerahkan suratnya)
Rahman : (menerima
surat) terima kasih, bu. Saya pamit dulu. Assalamu’alaikum
WK :
Wa’alaikumussalam
Keluar dari ruangan Wali Kelas.
Rahman menuju kelas sambil berpikir.
Rahman :
bagaimana mungkin, aku memberikan surat ini pada ibu? Seadangkan kondisi
ibu sekarang sedang sakit? Aku tidak mau merepotkan
ibu. Aku sudah besar.
Aku pasti bisa mencari uang sendiri.!!
Sepulang sekolah
aku bertekat harus ,mendapatkan pekerjaan.
Rahman : permisi,
apa bapak membutuhkan seorang pegawai baru?
Pemilik toko :
tidak dek.(menutup pelang lowongan kerja)
Rahman : saya
mohon pak. Saya butuh uang untuk membayar uang sekolah saya. Saya
juga bisa kerja apa saja.
Pemilik toko:Maaf
sekali Lagi dek tidak.\
Rahman:pak....
saya mohon saya butuh pekerjaan pak...
Pemilik
Toko:tidak/...
Rahman;(menunduk
sambil pergi meninggalkan bapak)
Pemilik
Toko:(Terlihat pemilik toko iba kepadanya dan memanggilnya)dekkk..
Siapa nama kamu?
Rahman :Rahman
Hadi Pak...
Pemilik toko :kamu
serius mau bekerja?
Rahman:serius
Pak!!!
Pemilik
Toko:(mengambil baju dan memberikannya ke rahman)kenakan itu saya tidak mau
melihat mu bekerja menggunakan baju seragam...(masuk kedalam toko)/
Rahman:(terlihat
senang kemudian masuk ke toko..
Saat itu, Aku mulai bertekad untuk membayar iuran sekolah ku dengann kerja ini
dan aku tidak ingin kalau ibu tahu tentang ini. Sesampai dirumah pulang.
Rahman
:assalamualaikum rahman, pulang bu.
Ibu : (batuk –
batuk) kenapa pulangnya sekarang, Man? Apa yang kamu kerjakan sampai
pulang selarut ini?
Rahman : maafin
rahman bu. Tadi ada tugas kelompok yang harus rahman kerjakan bersama teman –
teman rahman.
Ibu : yasudah,
kamu ganti baju dan makan dulu sana.
Rahman : ya bu.
Setelah ganti baju
Rahman: bu bu
tidak makan (sambil mengambil makanannya)
Ibu:tidak nak.tadi
ibu udah duluan...
Rahman:yaudah
kesehatan ibu bagaimana?
Ibu:udah agak
mendingan kok....(uhuk uhuk uhuk)
Rahman
.....(memanggil secara perlahan)dulu bapak mu sebelum beliau meninggal dia
berharap kamu menjadi anak yang sukses.berbakti dan ber taqwa...itulah pesan
beliau terhadap kamu....
Rahman Iya bu
rahman janji rahman akan menjadi anak yang sukses, berbakti kepada ibu dan
menjadi anak yang taqwa.
Ibu;aminnnnnnnn......
Rahman.Ibuuu....Jangan
tinggalin rahman ya ibu harus jaga kesehatan......
(adzan magrib
berkumandang)
Ibu:Rahman kita
sudah dipanggil mari kita solat.......
Rahman Iya
bu........
Aku pun seperti biasa selalu solat berjamaah dengan ibu..... keesokan harinaya
pada saat pulang sekolah, aku selalu bekerja dengan semangat sebagai kasir di
toko pak yogi. Pak yogi yang melihatku hanya tersenyum melihat semangat Ku.
Hingga akhirnya, Aku mampu membayar iuran sekolahku yang menunggak selama 2
bulan ini. Sisanya, Aku tabung untuk keperluan berobat ibu dan keperluan
sekolahnya yang lain. 3 bulan kemudian, ibu rahman mendengar berita tentang
anaknya itu.
Ketika itu aku
dapat job sampai lebih dari waktu magrib sehingga aku pulang agak larut.
Rahman : bu,
rahman pulang! (terlihat lelah)
Ibu :Tumben Kamu
pulang selarut ini nak...(uhuk uhuk uhuk)
Rahman:Tadi Si
Alpin ngajakin rahman buat ngajarin dia matematika bu.
Ibu :mmmm
gitu ya sudah ganti baju sana ......
Rahman:baik bu....
Terdengar keras
dari kamarku setelah aku ganti baju ibu batuk-batuk aku kkhawatir dan langsung
menghampirinya.
Rahman:Ibu......ibu
tidak apa-apa..
Ibu:tidak apa-apa
kok nak ibu hanya batuk biasa)(uhuk-uhuk uhuk). Man, ibu mau tanya sesuatu sama kamu? Apa benar kamu
bekerja
sebagai kasir di tokonya pak yogi?(uhukuhuk)
Rahman : tidak,
bu.
Ibu : jangan
bohong man.
Rahman : maafin
rahman bu!(menunduk)
Ibu : kenapa kamu
bohong selama ini pada ibu, man? (sedih)
Rahman : maafin
rahman bu.
Ibu : ibu tidak
pernah mendidik anak ibu untuk berbohong. Kenapa kamu berubah, man?
Rahman : bu,
rahman ingin sekolah.terus sudah 3 bulan, rahman tidak membayar iuran
sekolah bu! Tapi bu rahman berhasil melunasi semuanya dengan kerja keras
rahman.
Ibu : tapi kenapa
kamu berbohong pada ibu man? Ibu masih bisa membiayaimu man.
Rahman : bu, apa
rahman tega melihat ibu bekerja sedangkan ibu sedang sakit?
Ibu : maafin
ibu yang sudah membuatmu susah man. ( batuk – batuk sambil
memegang dada). Seandainya saja ayahmu masih hidup,
kita tidak akan hidup
semenderita
ini.
Rahman :
maafin rahman bu juga yang sudah berbohong pada ibu.
Oya bu besok
adalah hari ibu rahman ingin ngajak ibu jalan-jalan ke supermarket buat
belanja.
Ibu
:Tersenyum.....
Rahman :rahman
udah tidak sabar bu......
Adzan Isya berkumandang
Ibu : man, ayo
kita sholat maghrib dulu. Adzan sudah memanggil kita untuk shalat.
Rahman : iya
bu. Ayo kita wudhu dulu, kita lupakan semua masalah hari ini bu. Kita berdoa
pada Allah semoga Allah memberikan jalan pada kita.dan rencana yang besok
berjalan dengan lancar.
Seperti bisa aku dan ibu melaksanakan solat isya
berjamaah. Sama seperti saat
ini. Tetapi saat selesai solat aku hendak mencium tangan ibunku, aku begitu
terkejut dan sedih, melihat ibuku satu-satunya yang aku miliki sudah tak
bernyawa lagi.
Rahman : bu,
bangun bu. Jangan tinggalin rahman sendirian bu. Rahman udah nggak punya siapa
– siapa lagi bu!. Bu, bangun bu!! Maafin rahman bu.
Ibu tidak menjawab tangisan ku, hanya senyum manis yang tergambar dari raut
wajahnya.ternyata ibu ku sudah tak ada. Aku tak percaya semua
iniiiiii....padahal sebelum ibu meninggal ibu kami sudah berjanji untuk pergi
bersama ke supermarket.dan hari ibu hanya mimpi bagi ku,,,,,,
Akhirnya seperti
kenginannya ibu dimakamkan di samping makam bapak.
Malamnya, aku membuka album foto yang sudah lama tersimpan (sedih) *ost bunda.
Setelah pulang sekolah, rahman melanjutkan pekerjaannya sebagai kasir di toko
pak yogi. Saat sedang bekerja, tiba – tiba saja ada yang melambai – lambaikan
tangannya sambil memanggilnya.
Ustad salim : dek,
dek .
Rahman : (sadar)
Ustad salim
: kenapa adik melamun?
Rahman :
aaaaaaa..... maaf pak.nggak da kok pak \
Ustad salim :
sudah jangan bohong kamu kenapa??
Rahman : (ragu –
ragu) ibu saya beberapa hari yang lalu meninggal. Dan sekarang, saya hidup
sebatang kara, pak!
Ustad salim :
kasihan kamu dek. Yang ikhlas ya sebelumnya nama kamu siapa?
Rahman:Rahman Hadi
Pak ustad.
Ustazah ros : dek
rahman benar kamu yang ikhlas kamu jangan sampai larut dalam kesedihan yang
terlalu lama. Kamu harus berjuang. Kamu masih punya masa depan yang harus kamu
raih. Dan ingat! Allah tidak pernah memberikan cobaan kepada hamba-Nya apabila
mereka tidak mampu menghadapinya. Dan syukuri apa yang ada saat ini.
Rahman : iya, bu.
Ustad : (senyum)
(nyanyi lagu D’massive)
Ustazah ros : pak,
bapak buat ibu malu saja .
Ustad salim :
(ketawa)
Rahman : (ikut
tertawa)
Ustad salim:
Yasudah dek rahman semuanya berapa..
Rahman: 25600..pak
Ustad
salim:Nih..menyerahkan uang 50.000
Rahman..(mengembalikan
kembalian)...
Ustad salim:Udah ambil aja kembaliannya
Ustad salim:Udah ambil aja kembaliannya
Ustadzh:iya kamu
ambil aja lumayan buat jajan...
Rahman:
(Senyum)makasih pak bu..
Ustad salim:kami
pamit dulu dek assalamuaikum...
Rahman waalaikum
salam/
Setelah kepergian ustad dan ustazah itu. aku mulai bertekad untuk menata
kehidupan ini. Aku pun bekerja disana – sini untuk membiayai kehidupanku.
Saat di kelas, aku sering melamun. Alpin dan teman-teman yang melihatku
bingung, kemudian menanyaiku.saat itu bel istirahat berbunyi.....mereka pun
mulai menghampiriku
Alpin : man, kamu
kenapa?
Rahman :
tidak...... tidak kenapa-napa kok...
Iin : sudah, akui
saja man. Kamu ada masalah kan.
Alpin : ya man
kamu ada masalah?
Linda : cerita aja
ama kita-kita.......
Rahman : cerita
apa....
Iin:ya masalah
kamu..
Rahman:gak ada
masalah apa-apa kok
Alpin : yang benar
kamu man tapi aku bingung melihat tingkahmu yang sering melamun...
Rahman:sebenarnya
aku bertekat biar kelas kita kelas XII IPA 1 ini lulus sratus
persen....Bagaimana ya caranya.teruz tinggal hitungan hari kita akan UN
Iin:ow......itu
to bilang donk dari tadi....
Alpin : Ya gitu
donk bikin penasaran aja.
Linda: Kita
ajak aja teman-teman kita buat belajar bareng....
Rahman:benar
juga...tapi Lin apa mereka mau....
Alpin:tenang
saja man aku kan ketua kelas jadiii pasti mereka nurutin perintahku(dengan gaya
yang agak sombong)
Iin Dan
Linda:Wooooo sok banget dehhhhh.....
Iin:tapi
mungkin mereka bakal mau jika ketua kelas kita ini bertindak.....
Alpin:tu kan
iin aja bilang gitu yaudah nanti aku akan bertindak sesuai dengan pa yang kita
bicarakan saat ini...
Linda:okeeeeeee
siplah
Iin dan
rahman:tersenyum
Bel pun
berbunyi aku pun pun masuk kelas
Akhirnya seperti rencana mereka tadi sebagian besar siswa setuju untuk belajar
bareng.Menjelang UN, mereka mempersiapkan semuanya dengan matang. Mereka semua
belajar bersama,
Hari itu aku
libur kerja sehinnga aku dan teman teman berencana belajar barengnya
disekolah.Waktu aku menjelaskan soal yang ditanyakan rudy dan herman salah satu
temanku/\.,
Herman : man,
Fisika no 2 ini bagaimana caranya?
Rudi : man, kalo
Fisika no 3 ini gimana?
Herman : hei rudi,
aku duluan!
Rudi : terserah,
rahman dong. Dianya mau ngajar siapa dulu?
Rahman:Sudah sudah
ntar aku jelasin di papan ....biar semua teman bisa mengerti....
Herman:o ya sudah
kalu gitu.....
Suasana belajar
bareng pun mereka rasakan disana aku sangat senang melihat semangat mereka buat
belajar...
Saat UN berlangsung, mereka semua larut dalam ketenangan menjawab soal sampai
akhir UN berlangsung.
Keluar dari
kelas
Alpin : yes,
akhirnya kita bebas dari UN.
Iin : yoa,. Lega
banget rasanya.
Linda : thanks ya,
man. Berkat kamu, kami bisa menjawab soal – soal UN dengan tenang.
Rahman : sama –
sama. Ini juga karena semangat belajar kalian.
Tiba-tiba herman
dan rudi datan menghampiri....
Herman dan
Rudy:mannn.....
Rahman: ya..
Herman:kami
bertrimakasih ya.
Rahman: buat
apa???
Sani:karna kamu
fisika terasa enteng seperti kapas.......
Herman:benar
terimakasih ya (sembil berjabat tangan)
Alpin:benar man
kami bertrima kasih banyak pada mu....berkat kamu UN lancar....
Rahman:Jangan
Bertrimakasih ini juga berkat kemauan kalian so lakukan yang terbaik...
Semua:Do The
best......
Herman:bagaimana
Untuk merayakan semua Ini Aku traktir makan Mie ayam....
Alpin :Tapi di pak
Udin....
Iin: ya di mang
udin aja kan kan higienis.....
Linda Sani:bener
tu.....
Rahman:kalau gitu
ayo........
Herman dan
semuanya:Berangkattt......(tertawa bersama).
Setiap hari, selalu mereka gunakan untuk bersama – sama. Walaupun mereka semua
sibuk mengurus ingin kuliah dimana dan menunggu hasil pengumuman UN. Tetapi
persahabatn anak – anak IPA 1 tetap kokoh. Selalu saja cerita menarik yang mereka ingat selama
bersekolah di SMA 2 Selong. Hari yang mereka tunggu – tunggu pun datang dan
hasilnya adalah Lulus 100%............. Namun Diantara mereka ada yang tidak
senang yaitu aku. Dimana mereka melanjutkan sekolah seperti yang mereka
inginkan.sedangkan aku tidak melanjutkan karna tidak ada biaya...
Beberapa bulan kemudian aku bekerja di dua tempat satu di pemandian motor
satunya lagi di toko pak ogi semua teman-teman ku berhasil melanjutkan ke
universitas di luar Kotayang mereka inginkan .
Alpin Pulang dari
luar kota untuk berlibur...Ia pun pergi mengunjungi ku walupun sebelumnya dia
susah mencariku namun dia melihat ku sedang mencuci motor dan
menghampiriku.....
Saat itu aku
sedang memandikan motor.....
Alpin :
assalamualikum rahman.
Rahman : waalaikum
salam alpin.Lama ya tak bertemu..
Alpin: Iya..
Rahman: tapi
ngomong-ngomong Kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu lagi di luar kota?
Alpin :
(tersenyum) iya man. Kebetulan aku
lagi libur. Ya udah ke sini.
Aku kangen ma orang tuaku dan suasana disini. Oya, kamu nggak kuliah?
Rahman : nggak
(sedih). Kamu kan tau
sendiri pin. Sejak ditinggal ibu, aku harus berjuang sendiri.
Alpin : sayang
banget man. Padahal kamu pintar lo?
Rahman : (tertawa)
kamu ada – ada saja pin. Gimana kabar anak
– anak itu?
Alpin : semuanya
baik – baik saja. (telpon berdering).(setelah lama ngomong di telpon) Oya man,
aku pergi dulu ya? Ibuku sudah menungguku.assalamualaikum
Rahman :
waalikumsalam...hati-hati pin
Saat di perjalanan, alpin memikirkan bagaimana caranya agar rahman bisa
melanjutkan kuliahnya. Tiba – tiba, dia mendapatkan ide. Diambilnya HP di dalam
kantongnya dan segera di smsnya semua anak SONIC yang ada di kontaknya.
Pagi – pagi, saat
rahman sedang berada di parkiran sambil membaca buku.
Semua : rahman
Rahman : (nengok)
teman – teman!. Kenapa kalian semua ada disini?
sani : ini semua
karena alpin.
Iin : kami semua
salut padamu man.melihat mu belajar seperti ini Semangatmu untuk belajar sangat
tinggi walaupun kamu tidak kuliah.
linda : iya, man.
Kami kesini ingin membantumu.
Rahman : membantu
apa?
Herman : kami
ingin membantumu mengumpulkan uang agar kamu bisa kuliah.
Rahman : nggak
usah. Aku nggak mau ngerepotin kalian.
IIn : sudahlah
man, kamu lupa ya? Sama motto SONIC (Sains One Independent Community)? ”Bersama
saat kita susah, bahagia saat kita bersama”
Rahman : nggak.
Aku masih ingat. ”kami anak SONIC akan selalu bersama sampai kapanpun (bareng –
bareng)”
Semua : (ketawa)
Alpin : baiklah.
Kalo begitu kita mulai!!
......................................................................
........................................................................
...........................................................................
Selama beberapa hari ini, mereka selalu melakukan hal yang sama. Membuat
persahabatn mereka menjadi lebih erat. Lambat laun, mereka semua sadar betapa
lelahnya mencari uang. Yang selama ini mereka hanya meminta pada orang tua
mereka, sekarang mereka bisa merasakan betapa lelahnya mencari uang.
Alpin : hm...
betapa lelahnya mencari uang. Aku jadi merasa bersalah pada orang tuaku karena
selama ini, aku hanya menghambur – hamburkan uang mereka saja. Tapi sekarang,
aku tahu rasanya.
Sani : bener
katamu pin. Aku janji nggak akan menghambur – hamburkan uang orang tuaku lagi
untuk hal yang tidak penting.
Iin:Aku Juga aku
aka hemat kan-kan hemat pangkal kaya...hehehehe
Semua : aku
juga (serempak lalu tertawa bersama)
Semua :
(sambil tepuk tangan)
Berkat bantuan
teman-temanku aku pun berhasil mengumpulkan uang buat kuliah.masa-masa kuliah
ku lewati dengan semangat dan alhamdulillah aku mendapat beasiswa sehingga aku
bisa menyelesaikan kuliah ku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar